PROFIL ORGANISASI
YADUPA
1. BASIS DATA
Organisasi
Alamat:
Tel:
Email:
Website:
Rekening Bank:
|
Yadupa (Yayasan Anak Dusun Papua)
Jl. Bosnik
BTN, Kamp Key Block C No 48
Abepura-Jayapura, PAPUA, Indonesia
+ 62 967 588819 / HP 0813 4439 6246
yadupa_head@yahoo.com
http://yadupa.tripod.com
|
Contact Person |
Leo Imbiri |
Status Legal |
Akte Notaris bernomor 17 |
|
22 April 2003 |
Regio |
Papua, Indonesia |
Tipe Komunitas |
Perkampungan, Perkotaan dan Pinggiran Kota |
Kantor Pusat Yadupa berada di Numbay dengan staf sebagai
berikut:
Presiden Direktur: |
Leonard Imbiri (Leo) |
Sekretaris & Pemerintahan Bersih: |
Weynand B
Watori (anggota DPR Papua) |
Keuangan & Pendanaan: |
Alfrida Faidiban (Akuntan)
Jetty Wabot
(Kasir) |
Riset: |
Engelberth Dimara |
Dokumentasi: |
John Imbiri |
Keamanan: |
Roberth Ambuni |
Ekonomi: |
Thomas Ondy |
Pendidikan: |
Luciana Yantewo |
Kesehatan: |
Rica Kapisa |
Lingkungan Hidup: |
Dian Wasaraka |
Kependudukan & Budaya: |
Hofni Roembiak |
Relawan: |
3 permanen dan 6 tidak permanent |
3. PENDIRI / BADAN PENASEHAT
Forkorus Yaboisembut, Ketua Dewan Adat Numbay |
Louis Kambuaya, Dosen Uncen |
Augustina Iwanggin, anggota DPR Papua
|
4. PRINSIP PRINSIP
Ø
Pancasila RI:
1. Ketuhanan YME,
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
6.
VISI: Ø Papua sebagai Zona Damai
7. MISI: Ø Pengentasan
Kemiskinan dan Menjalani Kehidupan Yang Sehat
Rekomendasi-rekomendasi yang dibuat dan diajukan
oleh Dewan Adat Papua (DAP) menyangkut bidang ekonomi, social, budaya dan politik
akan dikembangkan dan dirancang ke dalam program untuk diimplementasikan oleh Yadupa. Sebagaimana dengan Yadupa, DAP sangat
prihatin dengan situasi bangsa pribumi Papua. Untuk itu, kerjasama sangat diperlukan di dalam rangka penyelesaian masalah-masalah
yang dihadapi oleh bangsa pribumi Papua. Anggota staf Yadupa merupakan fasilitator bagi sidang pertama DAP di Numbay Februari
2003, sidang kedua di Biak di Februari 2004, sidang ketiga di Manokwari Februari 2005.
- Ornop/NGOs Lokal:
Solidaritas Perempuan Papua (SP2) merupakan jaringan
kerja dari kelompok-kelompok perempuan yang didirikan tanggal 27 Juli 2001 dengan tujuan memberdayakan perempuan Papua. SP2
yang diketuai oleh seorang pemimpin perempuan Papua yang terkenal yaitu Mama Beatrix Koibur (almarhumah) telah mengadakan
berbagai seminar tentang hak-hak perempuan. Sejak Yadupa mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan maka
kerjasama dengan SP2 adalah sangat dibutuhkan.
Ø ELS-HAM (Lembaga Studi dan Advokasi HAM)
Lembaga Study dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham), berkantor di Numbay, adalah organisasi HAM yang terkenal di Papua. Sejak Yadupa prihatin dengan hak-hak
ekonomi, sosial, budaya dan politik bangsa pribumi Papua, maka kerjasama dengan Elsham adalah sangat penting. Membela hak-hak dasar bangsa pribumi Papua merupakan fokus utama dari kemitraan antara Elsham dan Yadupa.
Ø Aliansi Demokrasi
Untuk Papua (ALDP)
ALDP, berkantor di Numbay, aktif di dalam mempromosikan dan membela sistem-sistem demokrasi di Papua termasuk penguatan
kekuasaan hukum dan pemerintahan bersih. Yadupa bekerjasama dengan ALDP di dalam pertukaran informasi tentang pembelaan dan
promosi hak-hak dasar bangsa pribumi.
Ø Gereja
Gereja memiliki struktur yang baik mulai dari tingkat provinsi hingga
kampung. Mayoritas pribumi Papua adalah Kristen. Memasuki daerah-daerah terpencil, umpamanya kampung-kampung, Yadupa harus
membangun kemitraan dengan gereja setempat. Untuk mendekati masyarakat, Yadupa harus lebih dahulu mendekati para pendeta.
Pendekatan pastoral merupakan salah satu methode yang telah digunakan secara tradisional di dalam penyelesaian berbagai masalah.
Ø Kelompok Islam Pribumi Papua
Yadupa tidak berpandangan eksklusif terhadap masyarakat yang berlatarbelakang
agama serta suku yang berbeda. Di Papua terdapat masyarat pribumi Papua yang beragama Islam. Mereka menghadapi permasalahan
yang sama sebagaimana yang dihadapi oleh masyarakat pribumi Kristen. Yadupa akan tetap bekerjasama dengan masyarakat pribumi
Islam dan mengikutsertakan mereka di dalam aktivitas Yadupa.
Ø Yapikbi (Yayasan Pemuda Insos Kabor Biak)
Sejak rencana pelaksanaan program pengembangan kapasitas organisasi yang
akan berlokasi di Biak, maka Yadupa telah bekerjasama dengan Yapikbi. Yapikbi memiliki fasilitas yang dapat digunakan di dalam
pelatihan-pelatihan.
- Ornop Internasional Yadupa bermitra
dengan organisasi internasional seperti:
10. PENCAPAIAN SEJAUH INI
2003
· Didirikannya Yadupa tanggal 22 April.
2004
· Sidang kedua DAP di Biak bulan Februari:
Kebanyakan anggota staf dan para relawan Yadupa menjadi fasilitator di dalam sidang.
2005
· Sidang ketiga DAP di Manokwari bulan Februari:
Kebanyakan anggota staf dan para relawan Yadupa menjadi fasilitator di dalam sidang.
· Leonard Imbiri, presiden direktur Yadupa, berpartisipasi
di dalam Konferensi Kemitraan Global bagi Prevensi Konflik Bersenjatan Asia Tenggara yang diadakan di Manila, Filipina dari
tanggal 7 hingga 10 Maret 2005.
· Leonard Imbiri, presiden direktur Yadupa,
berpartisipasi di dalam Pelatihan Lanjutan Jenewa bagi HAM yang difasilitasi oleh Pelayanan Internasional bagi HAM yang diadakan
di Swiss dari tanggal 9 Maret hingga 15 April.
=========================
18
LANGKAH STRATEGIS
Untuk merealisasikan visi dan missi, maka
Yadupa memiliki 18 langkah strategis di dalam bidang-bidang Ekosok (Ekonomi,
Sosial, Kultural) dan Politik sebagai berikut:
TAHUN |
AKTIVITAS |
2003 |
I. PENDIRIAN YAYASAN
1. Pendirian Yadupa (Yayasan
Anak Dusun Papua) tanggal 22 April 2003 |
2005 – 2010
|
II. PENGEMBANGAN KAPASITAS
2.
Pengembangan Organisasi (PO): Pembangunan SDM dengan memfasilitasi pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan standard
kapasitas organisasi. Pelatihan ini termasuk Manajemen Keuangan.
3.
Kursus Pengembangan Pendapatan / Pelatihan Ketrampilan: Pelatihan Computer; Inggris; Reparasi radio, TV; Pembuatan
Pakaian, Meubel, Fasilitas Perikanan (perahu, pukat/jala dll.); Ini untuk membuka kesempatan kerja sendiri demi mengentaskan
pengangguran. |
III. PENGEMBANGAN EKONOMI
4. Pinjaman dan Jaminan: Di dalam kerjasamanya dengan donor luar-negeri dan bank-bank
lokal, Yadupa akan mengupayakan tersedianya pinjaman kepada masyarakat yang membuka UKM (Usaha Kecil dan Menengah).
5.
Proyek Pengembangan Pendapatan: Membantu masyarakat mendirikan usaha kecil di dalam bidang perikanan, peternakan ayam,
peternakan babi, perbaikan mobil dan kendaraan roda dua, produksi pakaian dll.
6. Manajemen SDA: Konservasi dengan cara
mengikutsertakan masyarakat pribumi di dalam merancang perencanaan strategis dan menjalankan aktivitas-aktivitas untuk memanajemen
sumber daya alam (SDA). Ini untuk mempromosikan dan mempertahankan pembangunan yang
berkesinambungan. Program-program pembangunan (termasuk eksploitasi SDA) yang harus didasarkan pada prinsip kesinambungan. |
|
IV.
DEMOKRATISASI DAN MEMBANGUN PERDAMAIAN
7. Hak Hak Dasar: Pemberdayaan dan
pendampingan masyarakat untuk membela dan memperjuangkan hak-hak dasar secara internal dan eksternal dengan bekerjasama dengan
Organisasi HAM di Papua seperti Elsham, ALDP, Kontras, Komnas HAM demi Papua Sebagai Zona Damai.
8. Hak Hak Perempuan: Pemberdayaan Perempuan
dan Kesetaraan Gender merupakan aspek-aspek di dalam Membangun Perdamaian di dalam mana Kekerasan Domestik dan Kekerasan Negara
terhadap Perempuan dientaskan. |
V.
PELAYANAN KESEHATAN
9.
Pemberantasan Penyakit Umum dan Pengurangan Angka Kematian: Membantu para medis tradisional agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal. Kedua, mendorong pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat
miskin. Ketiga, menyadarkan masyarakat tentang bahaya penyakit dan cara-cara pencegahannya.
10.
HIV/AIDS: Memperkuat kelompok-kelompok target (NGOs, Kelompok Perempuan, Pemuda dan Kepala-kepala Adat) dengan ketrampilan-ketrampilan
tertentu dan memobilisir mereka untuk berkampanye melawan penyebaran HIV/AIDS. |
VI.
KOEXISTENSI DAN HAK HAK BUDAYA
11. Saling Pengertian
Lintas Budaya: Melaksanakan aktivitas lintas budaya secara teratur di dalam mana berbagai macam budaya dapat dipertemukan untuk membangun
komunikasi dan jembatan-jembatan budaya. Hal ini dilakukan untuk mencegah konflik rasial dan konflik kesukuan.
12. Mempromosikan Budaya
Papua: Memfungsikan pengetahuan lokal termasuk pengetahuan bangsa pribumi di dalam program-program pembangunan. Melestarikan
dan memberdayakan norma-norma budaya pribumi dengan mengorganisir diskusi-diskusi dan mendukung upacara-upacara budaya seperti
tari dan lagu, theater/drama, pahat-memahat, dan lain-lainnya melalui kerjasama dengan Dewan Kesenian Papua. |
VII.
POPULASI DAN HAK ULAYAT ATAS TANAH
13. Populasi: Melakukan sensus
penduduk dan membuat grafik tahunan tentang jumlah bangsa pribumi.
14. Hak Tanah: Menentukan batas-batas
tanah di antara kelompok-kelompok masyarakat pribumi (keret dan suku) mengenai kepemilikan tanah dan mendesak pemerintah untuk
memberikan konpensasi atas penggunaan tanah-tanah adat. |
VIII.
DESENTRALISASI DAN PEMERINTAHAN BERSIH
15. Otoritas Adat: Mendesak
pemerintah pusat di Jakarta untuk mengakui otoritas adat sebagai sesuatu yang asli dan formal atas tanah-tanah adat, SDA,
budaya dan kebiasaan bangsa pribumi.
16. Pemerintahan
Yang Bersih: Transparansi; Hukum/Peradilan, Pelayanan Publik, Legislatif dan Polisi
dengan umpamanya perang bersama melawan korupsi. Aktivitas: Memonitor kinerja pemerintah
dan instansi-instansi terkait; Penyelesaian Kelemahan melalui Dialog; Aksi-aksi bersama (pemerintah dan masyarakat) demi keadilan
dan perdamaian. |
|
IX.
PENGEMBANGAN INSTITUSI/LEMBAGA
17. Pendesentralisasian
NGOs dan Kemitraan: Kebanyakan ornop/NGOs di Papua bermarkas di Numbay tapi tidak memiliki cabang-cabang di daerah-daerah.
Kantor-kantor cabang ornop harus dibangun di kabupaten-kabupaten atau kecamatan-kecamatan. Untuk mencapai hal tersebut, Yadupa
akan mengembangkan program Pengembangan Institusi untuk secara internal memperkuat koordinasi antara kantor pusat Yadupa dengan
cabang dan antara Yadupa dengan mitra-mitranya demi membangun kemitraan yang akan bermuara pada kebersamaan di dalam perjuangan
memberantas kemiskinan demi keadilan dan perdamaian. |
X. EVALUASI TAHUNAN DAN TINDAK LANJUT
18. Sidang Tahunan para kepala suku,
NGOs, mahasiswa/pemuda dan perempuan untuk mengevaluasi dan membangun Perencanaan Strategis Bersama ke depan. |
II.
PENGEMBANGAN KAPASITAS
(CAPACITY BUILDING)
Pengembangan Organisasi
(PO), Pengembangan Institusional (PI) dan juga Pengembangan SDA (PSDA) dan Manajemen Keuangan (MK) semuanya tercakup di dalam
konsep Pengembangan Kapasitas.
Pengembangan Kapasitas (PK) dapat dilihat sebagai proses di dalam mana individu-individu,
organisasi-organisasi dan masyarakat meningkatkan kemampuan mereka untuk
- melaksanakan fungsi-fungsi inti, menyelesaikan masalah-masalah, mendefinisikan
dan mencapai tujuan-tujuan dan
- memahami dan menangani kebutuhan-kebutuhan pembangunan di dalam sebuah konteks
yang luas dan dengan cara yang berkesinambungan.
(Lihat UNDP Capacity Development
Resource Book)
Pengembangan Organisasi (PO) dilihat sebagai proses adaptasi berlanjut dari organisasi menghadapi
kecenderungan-kecenderungan (trends) dan events
(peristiwa-peristiwa) eksternal dan internal. Di dalam realitas, hal ini tidaklah selalu merupakan sebuah proses yang
disadari dan terencana. Bagaimana pun, konsep PO digunakan untuk proses yang disadari dan terencana,
terikat pada batasan waktu dan bahkan dapat diatur dengan tujuan menguatkan posisi di dalam wawasan para aktor, kualitas kinerja,
ke dalam organisasi sendiri serta kemampuan belajar dari organisasi yang bersangkutan.
Pengembangan Institutional
(PI) lebih luas cakupannya. PI tidak berfokus hanya pada satu organisasi, tapi pada beberapa organisasi lepas, sebuah
jaringan atau sektor dan juga pada Lingkungan Kondusif di mana sebuah organisasi
dapat berfungsi di dalam bidang: politik, sosial, ekonomi, hukum dan stuktur kultural.
AKTIVITAS
Sejak Agustus lalu (2005) Yadupa telah memulai program
Pengembangan Kapasitas dengan memfasilitasi pelatihan Pengembangan Kapasitas Organisasi. Program tersebut akan selesai
akhir November mendatang (2005).
Kelompok
Target:
- Staf kantor-kantor Cabang Yadupa (Sorong, Wamena, Manokwari, Nabire, Wondama,
Serui, Waropen, Numfor, Supiori dan Biak).
- Staf Dewan Adat Papua.
- Organisasi mitra.
- Kelompok Perempuan.
- Mahasiswa / Pemuda.
Wilayah Target:
Untuk periode pertama ini, wilayah yang menjadi target adalah Regio Saireri yang mencakup Manokwari, Wondama, Nabire,
Waropen, Yapen, Numfor, Biak dan Supiori.
Ke Depan
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Organisasi akan dilanjutkan bulan Januari 2006 dan wilayah Raja Ampat akan merupakan
Regio Target.

|